Check-my-email.com – Regulator Perlindungan data pribadi Uni Eropa, Irish Data Protection Commission, atau IDPC, telah membuka investigasi atas kebocoran data Facebook. Sebagai informasi sekedar, perusahaan Facebook menginformasikan kebocoran data pengguna yang diberitakan pada April 2021. Mengutip dari sumber Techcrunch, pada Kamis, 15 April 2021, langkah investasi yang sedang dalam tahapan penyelidikan setelah Komisi Eropa meminta kepada regulator perlindungan data Irish Data Protection Commission meminta untuk memberlakukan proses yang lebih ramah untuk menemukan penyebab kebocoran data tersebut.
Dalam unggahannya di media sosial Twitter, Didier Reynders, selaku Komisioner UE Bidang Hukum, mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan pembicaraan serius dengan pihak IDPC terkait kebocoran data pengguna Facebook yang menyebabkan tindakan berbahaya atas pemanfaatan oleh pihak tidak bertanggung jawab. “Komisi memutuskan untuk tetap melanjutkan kasus ini ke tahap-tahap yang lebih serius dan dengan hati-hati. Kami berkomitmen untuk mendukung otoritas nasional demi menyelesaikan proses kasus yang sedang berjalan,” ujar Reynders.
Bukan hanya itu saja, Reynders juga meminta agar Facebook aktif bekerja sama dan memberikan penjelasan atas kebocoran data yang terjadi. Sebagai informasi sekedar, bocornya data pengguna dapat berdampak buruk ke jutaan masyarakat Eropa maupun dunia. “Sekarang ini terserah pada otoritas perlindungan data pribadi yang sedang dalam tahap menilai kasus nya, namun komisi ini tetap hadir jika mereka memerlukan dukungan. Situasi juga disebut-sebut sedang dalam proses analisis, proses lainnya juga akan dilakukan jika perlu,” kata juru bicara Komisi UE.
Sementara itu, dalam keterangan resmi yang dipublikasikan oleh Techcrunch, Facebook menyatakan bahwa pihaknya sedang dalam proses pembicaraan kepada regulator terkait menjawab segala pertanyaan untuk menemukan titik penyebab dari kebocoran dara tersebut. “Kami memutuskan untuk bekerja sama penuh dengan regulator IDPC dalam penyelidikannya, terkait dengan ini kami memiliki fitur untuk memudahkan orang dalam menemukan dan terhubung dengan teman-teman di layanan kami,” ujar Facebook. Facebook menjelaskan, bahwa fitur tersebut umumnya dimiliki oleh berbagai aplikasi media sosial. “Kami berharap bahwa kami bisa menjelaskannya beserta dengan perlindungan yang sudah lama kami persiapkan dan kami terapkan,” ujar Facebook.
Kebocoran Data Facebook dan Mengancam Pengguna Dunia
Sebelumnya, ramai dibicarakan di berita dunia bahwa kebocoran data aplikasi Facebook mencapai angka 533 juta akun pengguna aplikasinya. 533 juta akun pengguna Facebook berasal dari 106 negara, termasuk negara Indonesia. Menanggapi isu yang sedang dibicarakan, Facebook membenarkan. Bukan hanya itu saja, Facebook mengatakan bahwa aktor jahat sudah memperoleh data tersebut sebelum kejadian yang sempat menghebohkan dunia pada September 2019. Kebocoran data ini bukanlah kejadian baru, karena sudah berkali-kali terjadi.
Perusahaan selanjutnya mengklaim bahwa mereka sudah membuat kebijakan untuk menutup celah setelah mengidentifikasi masalah kebocoran data yang hendak terjadi, namun sudah teratasi sejak awal. Rupanya, menurut informasi yang kami terima, pelaku yang mencuri data pengguna Facebook mengincar nomor telepon dan informasi detail pengguna dengan cara “mengorek” profil pengguna dan memanfaatkan tools layanan media sosial yang sempat menyebabkan kerentanan atas ke-sinkronisasi kontak pengguna Facebook.
Data Bos Facebook Ikut Bocor
Menariknya lagi, kebocoran data bukan hanya terjadi di kalangan pengguna nya saja, melainkan nomor ponsel sang CEO Facebook, yakni Mark Zuckeberg, juga mengalami masalah yang sama. Data Mark Zuckerberg bocor secara online di obrolan grup forum peretasan. Dave Walker, selaku peneliti siber, mengatakan bahwa Mark Zuckerberg serta pendiri Facebook Chris Hughes dan Dustin Moskovits, termasuk di antara data diri 533 juta pengguna yang sudah bocor. Data diri ketiganya pun sempat di posting di obrolan forum yang berisikan dengan anggota hacker dunia.
“Mengenai #FacebookLeak, dari 533 juta orang yang sedang mengalami kebocoran data, ironisnya Mark Zuckerberg juga termasuk dalam kebocoran data tersebut,” ujar Walker, yang kami lansir dari sumber Liputan6.com. Saat ini, beberapa media juga melaporkan bahwa informasi pribadi Zuckerberg yang awalnya tersimpan di media sosial Facebook telah bocor ke kalangan hacker. Demikian sebagaimana berita yang disampaikan oleh sumber Business Insider, pada 5 April 2021. Dilaporkan oleh sumber The Sun, kebocoran data Facebook, adalah nama pengguna, lokasi, detail pernikahan jika sudah, tanggal lahir, dan ID Pengguna.