check-my-email.com – Platform Twitter pada saat ini sudah kehilangan banyak pengiklan semenjak bos Tesla, Elon Musk, mengambil alih. Sejumlah perusahaan ternama yang ada di dunia ramai-ramai buat menghentikan promosinya alias iklan di Twitter. Kabarnya dari September sampai Oktober 2022, pengiklan teratas di Twitter sudah menghabiskan dananya senilai US$ 71 juta hanya buat iklan saja. Akan tetapi, selama dua bulan belakang, angka tersebut malah menurun menjadi US$ 7,6 juta atau turun dengan cara signifikan 89%. Hal ini menurut sebuah laporan dari Bloomberg News. Pada bulan November 2022, General Motors Corp yang merupakan salah satu perusahaan pertama kali mengumumkan soal penghentian iklannya di platform Twitter.
Di antara mereka yang sudah mengambil langkah serupa yakni asa dan Audi Volkswagen AG.dan General Mills Inc. Bahkan brand-brand seperti Merck & Co Inc, Mondelez International Inc, Coca-Cola Co, Hilton Worldwide Holdings Inc, dan AT&T Inc sama juga tidak kembali untuk beriklan di Twitter sejak bulan Februari 2023, demikian laporan dari Bloomberg. Bulan lalu, dimana Elon Musk mengatakan kalau pendapatan platform Twitter sudah turun 50% sejak bulan Oktober 2022 silam disebabkan penurunan iklan. Twitter bekerja sama dengan agensi seperti halnya DoubleVerify dan Integral Ad Science dalam mengaudit alat bantu kedekatan iklannya buat bisa meyakinkan pemasar kalau iklan mereka tidak berjalan di sebelah unggahan yang tidak pantas.
Pada bulan Januari, Elon Musk menyampaikan kalau dirinya akan merubah soal frekuensi dan termasuk ukuran iklan di Twitter, dan rencananya Elon Musk juga akan segera merilis model langganan dengan harga yang jauh lebih tinggi tanpa iklan. Twitter mengatakan kalau akan menerbitkan kebijakan periklanannya dalam iklan yang berbasis cause dan menyelaraskan kebijakan iklannya bersama TV dan media lainnya. Mark Read yang merupakan dari agensi media WPP Plc turut menyampaikan kalau media sosial Twitter tampaknya “jauh lebih stabil” apabila dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Hal ini disampaikan dalam sebuah wawancara bersama Bloomberg saat di bulan Februari.
Pengiklan-pengiklan yang jauh lebih kecil terus membelanjakan uang mereka melalui sebuah platform media sosial. Laporan tersebut seperti yang dilansir dari situs web keuangan pribadi FinanceBuzz menjadi contoh, yang sudah menghabiskan jauh lebih banyak uang buat iklan di Twitter setiap kuartal sejak kali pertama pengambilalihan oleh Musk. Untuk keseluruhan, para pengiklan diberitakan kalau sebagai akibat dari pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal yang dilakukan oleh platform Twitter, mereka harus berurusan bersama manajer akun maupun tenaga penjualan yang baru, sehingga pada akhirnya menghambat kepercayaan dan hubungan bersama perusahaan.
Saat kuartal yang berakhir pada tanggal 30 Juni, Twitter dikabarkan kalau total pendapatan senilai US$1,18 miliar, di mana US$ 1,08 miliar, atau setara dengan 92%, berasal dari iklan. Perusahaan membukukan kerugian dengan bersih setidaknya senilai US$ 270 juta, apabila dibandingkan dengan keuntungan senilai US$ 66 juta dalam periode yang sama untuk tahun sebelumnya. “Saya kira klien mau memulai melihat bagaimana mereka bisa kembali ke Twitter,” kata Mark seperti yang dilansir dari Bloomberg, Sabtu 1 April 2023 kemarin. “Kita tidak mempertimbangkan kembali selama itu bisa memenuhi tujuan platform kita,” tandas Franck Delbecque,
Seorang pembeli media senior yang merupakan memimpin strategi dari media sosial FinanceBuzz. FinanceBuzz dilaporkan bahwa sudah menghabiskan kurang dari US$ 1 juta hanya buat pengiklananan saja pada kuartal pertama. Yap, dimana untuk awal bulan Maret 2023, Elon Musk menyampaikan pendapatan Twitter menjadi menurun sebanyak 50 persen sejak bulan Oktober tahun lalu walaupun ada peningkatan pengguna harian sejak awal tahun 2022, disebabkan penurunan besar-besaran jumlah pengiklan. Elon Musk saat ini sudah mengambil langkah-langkah dalam meningkatkan kepercayaan pengiklan.
Tidak lama setelah sang miliarder mengakuisisi perusahaan yang merupakan berbasis di San Francisco sejak bulan November, saat ujaran kebencian muncul kembali di aplikasi tersebut, Twitter mencoba buat bisa meraih pelanggan iklan dengan cara menerbitkan sebuah produk baru yang memungkinkan pemasar memblokir iklan mereka dengan tujuan supaya tidak muncul di samping cuitan yang mengandung kata kunci baik gambar tertentu – yang disebut kontrol kedekatan. Saat ini iklan di Twitter sedang ramai diperbincangkan.